Inilah 5 perbudakan manusia yang pernah terjadi di Indonesia

Inilah 5 perbudakan manusia yang pernah terjadi di Indonesia
Ilustrasi gambar perbudakan

Perbudakan adalah suatu kondisi di saat terjadi pengontrolan terhadap seseorang terhadap orang lain, perbudakan biasanya terjadi untuk memenuhi keperluan akan buruh atau kegiatan seksual, dan orang yang dikontrol disebut dengan budak. Para budak adalah golongan manusia yang dimiliki oleh seorang tuan, bekerja tanpa di gaji dan tidak mempunyai hak asasi manusia.

Di masa lalu, perbudakan paling banyak terjadi di Jazirah Arab, dan juga negara-negara di Afrika dan Amerika. Bahkan perbudakan memiliki pasarnya tersendiri pada masa itu.

Lalu bagaimana dengan Indonesia, apakah yang namanya perbudakan juga terjadi pada masa lalu di negri kita ini? Dan ternyata Indonesia juga tak lepas dengan namanya perbudakan kawan, dari sejak zaman penjajahan Belanda, hingga merdeka dan berkembang sampai sekarang. Perbudakan di Indonesia masih merajalela dan sepertinya susah dihapuskan.

Dan inilah lima perbudakan manusia yang pernah terjadi di Indonesia, silahkan santap sajiannya dibawah ini.

1. Jual beli manusia era penjajahan Belanda
Jual beli manusia pada zaman penjajahan Belanda sudah menjadi hal biasa di tanah air. Saat abad ke-17 banyak sekali budak didatangkan dari Asia Selatan. Mereka biasanya dibawa menggunakan kapal barang selama berminggu-minggu. Di dalam kapal mereka tidak diberi makan hingga kadang sampai Indonesia akan mati lebih dari separuh.

Pengiriman budak di Indonesia akhirnya terhenti karena India tak lagi dikuasai oleh Belanda. Akhirnya mereka menggunakan penduduk lokal Indonesia sebagai barang dagangan. Budak-budak ini dijual kepada keluarga Belanda kaya di Indonesia dengan harga 90 real. Sebagai perbandingan, harga sepikul beras hanya 2 real. Artinya nyawa manusia hanya dihargai 45 pikul beras.

Perbudakan di Indonesia lambat laun kian maju hingga memunculkan pasar budak atau yang sering disebut dengan slavenquartiers. Budak dipandang sebagai barang berharga yang meningkatkan status sosial sebuah keluarga. Semakin banyak budak maka semakin dihormati pula keluarga Belanda yang memilikinya.

Selain untuk simbol kekayaan. Budak juga digunakan sebagai hadiah. Banyak keluarga Belanda memberikan budak ke petinggi Cina sebagai bagian dari persahabatan. Para budak bukan lagi dianggap manusia tapi sebuah barang yang bisa dilempar sana-sini. Bahkan dibakar hidup-hidup pun mereka tidak akan melawan.


2. Gundik pemuas nafsu petinggi Belanda dan militer Jepang
Tak semua petinggi Belanda yang datang ke Indonesia membawa serta anak dan istrinya. Banyak dari mereka yang datang sendirian hingga sampai Indonesia akan kebingungan menyalurkan hasrat biologisnya. Akhirnya mereka mengangkat wanita sebagai gundik. Budak nafsu yang harus melayani sang tuan sampai kapan pun. Bahkan kadang mengandung anak-anak mereka hingga lahir menjadi orang Indo (Indo adalah sebutan percampuran darah pribumi dan orang Belanda, sedangkan untuk Belanda asli biasanya disebut Belanda totok).

Gundik ini memiliki tugas juga sebagai orang yang mengajari tuannya segala hal terkait Indonesia. Setiap hari mereka harus melayani sang tua seperti istri meski mereka tidak menikah. Jika anda pernah membaca Tetralogi Buru milik Pramoedya Ananta Toer, maka anda akan mengenal salah satu gundik paling hebat, namanya Nyai Ontosoroh.

Pada masa penjajahan Jepang, perbudakan wanita semakin mengerikan. Tentara Jepang yang saat itu jauh dari istrinya menggunakan wanita ini untuk pemuas nafsunya. Wanita ini diperlakukan seperti benda hingga bisa diapakan saja. Akhirnya banyak dari mereka yang menderita akibat penyakit kelamin hingga tak sedikit yang mengalami kematian.

Jugun Ianfu adalah sebutan mereka yang jadi budak seks saat pendudukan Jepang. Wanita-wanita malang ini diambil dari desa-desa secara paksa dan ditempatkan di kamp militer. Kadang berada di kendaraan militer. Wanita ini tak bisa melakukan apa-apa selain pasrah dan kematian yang datang secara perlahan-lahan.

3. Budak kerja paksa zaman Belanda dan Jepang
Indonesia tak ubahnya sebuah ladang yang berisi banyak sekali manusia yang siap panen. Dalam tekanan mereka tak bisa apa-apa selain diperintah, dan dipaksa melakukan apa saja. Di zaman Belanda kita mengenal dengan kerja rodi. Masyarakat dipaksa membangun banyak sekali jalanan dan infrastruktur pendukung Belada. Salah satu yang paling terkenal adalah pembangunan Jalan Raya Pos dari Anyer sampai Panarukan.

Beralih ke Jepang, lagi-lagi rakyat Indonesia kembali dijadikan budak. Mereka disuruh membuat jalanan, parit, dan banyak hal dengan perlakukan yang kejam. Bahkan Supriyadi yang saat itu disuruh mengawasi para romusha sampai sakit hati. Akhirnya ia memutuskan untuk melakukan pemberontakan PETA di Blitar.

4. Perbudakan untuk pabrik panci dan perbudakan nelayan
Pada tahun 2013 silam Indonesia heboh lantaran ada praktik perbudakan terhadap 25 buruh di Tangerang. Mereka bekerja dari subuh hingga tengah malam tanpa diizinkan beristirahat. Bahkan makan pun mereka dijatah sangat sedikit. Selama tiga bulan bahkan mereka tidak mandi dan tidur di ruangan yang sangat sempit. Polisi akhirnya berhasil mengeluarkan 25 orang ini dengan kondisi yang mengenaskan. Rata-rata mereka sakit-sakitan karena sanitasi yang tak baik.

Berlanjut di Tahun 2015, sebuah kasus perbudakan terjadi di Indonesia. Mereka adalah orang-orang dari Myanmar yang dipaksa melakuan Illegal Fishing. Orang-orang disuruh bekerja lebih dari 20 jam sehari dan tidak diberi makan dan tempat istirahat yang sesuai. Kasus ini menjadi perhatian dunia karena merupakan praktik perbudakan yang kejam. Bahkan Amerika mengancam tidak akan mengimpor ikan yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan yang melakukan perbudakan.

5. Perbudakan dengan modus TKI
Sudah bukan menjadi rahasia lagi jika banyak dari TKI atau tenaga kerja Indonesia yang akhirnya menjadi budak di dalam atau luar negeri. Mereka dipaksa bekerja dengan keras namun tidak mendapatkan apa yang menjadi hak mereka. Justru mereka disuruh membayar banyak hal hingga gaji terus dipotong. Di luar negeri pun mereka juga kerap mendapatkan perlakukan tak menyenangkan dari orang yang dianggap sebagai majikan.

Di dalam negeri, TKI juga tidak diperlakukan dengan baik. Banyak sekali PJTKI yang mengurung mereka seperti budak. Tidak boleh bertemu dengan siapa-siapa hingga berkomunikasi pun dilarang. Akhirnya mereka disalurkan ke tempat yang buruk seperti lokalisasi. Perbudakan seperti ini semakin merajalela hingga kadang sangat susah untuk dibasmi.


sumber : viva.co.id

0 Response to "Inilah 5 perbudakan manusia yang pernah terjadi di Indonesia"

Posting Komentar