Selama beberapa waktu terakhir ini, publik di Indonesia tengah diramaikan dengan polemik seputar pro dan kontra terhadap fenomena Jilboobs. Berbagai bentuk kecaman terhadap fenomena jilboobs pun bermunculan di dunia maya. Kecaman-kecaman ini bermunculan karena jilboobs dianggap sebagai sebuah fenomena yang melecehkan ajaran Islam. Meski banyak yang mengecamnya, namun tak sedikit pula orang yang kemudian justru tertarik mencari-cari informasi mengenai jilboobs.
Jilboobs sendiri secara sederhana merupakan sebuah istilah untuk menggambarkan para wanita yang menggunakan jilbab namun dengan tampilan yang tetap seksi. Para wanita ini umumnya menggunakan pakaian-pakaian ketat yang menunjukkan lekuk tubuh, terutama dibagian dadanya. Hal ini tentu saja bertentangan dengan ajaran Islam yang menjadikan jilbab sebagai bagian dari busana muslim yang berfungsi untuk menutupi dan tidak menonjolkan aurat wanita.
Salah satu kecaman terhadap fenomena jilboobs muncul dalam sebuah video di situs Youtube. ““Jilboobs” Istilah Untuk Melecehkan Wanita Berjilbab Jilbab telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan bagi umat Islam,
baik dari segi nilai religius maupun fungsi sebagai penutup aurat bagi Muslimah,” ungkap video singkat tersebut. Kecaman lainnya disampaikan oleh akun Twitter Eva Lockheart. “Tak hanya bertentangan, jilboobs tampaknya memang sengaja dirancang untuk melecehkan syari’at Islam,” kecam akun @EVALockheart.
Sebuah kritik yang cukup menggelitik disampaikan oleh akun Twitter @SarahBandidos. Tak hanya mengkritik fenomena jilboobs, wanita yang mengaku sebagai cabe-cabean ini juga mengkritik para wanita yang mengikuti tren berbusana tersebut. “Gampang aja, kalau udah gitu kan, berarti jilboobs sebentuk pelecehan syariat yang masif, terstruktur dan sistematis, wkwkwkwk,” katanya. “Ngakunya Islami tapi malah bikin rusak pikiran cowok, pake pamer2 to**t” lanjutnya.
Fenomena jilboobs sendiri sebenarnya bukanlah sesuatu yang baru. Fenomena ini terlahir seiring pergeseran fungsi jilbab dari sebuah atribut keagamaan yang benilai sakral menjadi sekedar aksesories yang menjadi pelengkap gaya berbusana. Imam besar Masjid Istiqlal, Musthofa Ali Yakub, menjelaskan seharusnya berjilbab merupakan sebuah keputusan untuk mengikuti syariah dan bukan malah untuk main-main serta fashion saja.
0 Response to "Pro dan Kontra Terhadap Fenomena Jilboobs"
Posting Komentar