Ilustrasi - Merdeka.com |
Gunung Kelud meletus hebat sejak Kamis malam kemarin (13/2) kira-kira pukul 22.50 WIB. Bahkan abu vulkaniknya menyebar hingga sampai ke Nusa Tenggara Barat dan Bandung, Jawa Barat. Tiga Orang tewas akibat tertimpa bangunan yang roboh lantaran terkena abu vulkanik gunung yang terletak di Kediri, Propinsi Jawa Timur tersebut.
Gunung Kelud memiliki legenda yang panjang di negeri kita ini. Ketika kejayaan Kerajaan Majapahit, Gunung Kelud juga sempat meletus. Dan, letusan Kelud menjadi perhatian raja terbesar Kerajaan Majapahit ketika itu yaitu raja Hayam Wuruk. Malahan, konon kawah Kelud dijadikan tempat membrangus aura jahat keris Mpu Gandring oleh Raja Singosari ketika itu yaitu Wisnuwardana.
Keris Mpu Gandring sendiri terbuat dari bongkahan logam yang jatuh dari langit atau batu meteor. Dipercaya Bongkahan logam itu haus daran dan mempunyai aura yang sangat jahat. Buktinya, nyawa sang empu alias yang membuat keris Mpu Gandring tewas oleh keris ini. Tak hanya itu Mpu Gandring juga menewaskan Ken Arok, Anuspati dan prajurit Keboijo. Sesudah membunuh Anusapati dengan keris Empu Gandring, Tohjaya naik tahta menjadi Raja Singosari.
Belum genap setahun menjabat sebagai Raja Singosari, Akhirnya Tohjaya tewas dalam sebuah pemberontakan yang dipimpin oleh Ranggawuni yang merupakan putra Anusapati. Dan Ranggawuni yang membalaskan dendam ayahnya tersebut akhirnya menjadi Raja Singosari dan bergelar Wisnuwardhana (1248-1268).
Di masa kepemimpinan Wisnuwardhana inilah perseteruan antar-keluarga dalam dinasti Rajasa berhenti. Wisnuwardhana menikah dengan putri eks kerajaan Kadiri yang tamat riwayarnya setelah dikalahkan oleh pendiri Kerajaan Singosari, Ken Arok
Berabad-abad yang lalu, Pulau Jawa (Jawadwipa) dikisahkan keadaanya selalu tak stabil. Kondisi daratannya terombang-ambing, muncul dan tenggelam terayun oleh gelombang Lautan. Para dewata di kahyangan dibuat pusing, sampai akhirnya muncul ide cemerlang dari Betara Guru.
"Pulau Jawa (Jawadwipa), musti diberi pemberat, agar tidak terus terombang-ambing," begitulah ide cemerlang Betara Guru. "Mahameru yang ada di Jambhudwipa (India), musti dipindahkan ke Jawadwipa," tukas sang betara menjelaskan gagasannya.
Para dewata sepakat Gunung Mahameru dipindahkan ke Pulau Jawa(Jawadwipa). Akan tetapi, selama proses pemindahannya, ada bagian gunung berguguran di sepanjang perjalanan, lalu menjadi gunung-gunung lain di Jawa. Salah satu di antara gunung-gunung itu adalah Kampud (Kelud).
Sementara yang lainnya adalah Gunung Wilis, Gunung Katong (Lawu), Arjjunai (Arjuno), Gunung Kemukus (Welirang) dan Kawi. Posisi tubuh Mahameru diletakkan agak miring. Bersandar pada Gunung Brahma (Bromo), sampai akhirnya menjadi Gunung Sumeru (Semeru). Sementara puncak Mahameru didirikan, hingga menjadi Pawitra atau Gunung Penanggungan.
Mengenai keberadaan Gunung Kampud (Kelud), konon katanya, sebenarnya kawah gunung itu merupakan kuburan dari keris Mpu Gandring. Walau kebenaran atas kisah ini masih perlu pembuktian, tapi banyak warga yang terlanjur mempercayai hal itu. Namun sejarah mencatat, alangkah haus darahnya keris ciptaan empu itu.
Selain merenggut jiwa si penciptanya(Mpu Gandring), dan merenggut jiwa si pemesan, yaitu Ken Arok dan beberapa Raja Singosari lainnya. (merdeka)
0 Response to "Kisah Keris Mpu Gandring dan Gunung Kelud Meletus"
Posting Komentar